Thursday 12 November 2009

43 menit

Saat itu jam 02.25 dini hari.Saya terbangun dari tidur.Saat itu saya berada di bus,perjalanan pulang dari karyawisata sekolah.Entah apa yang membangunkan saya kala itu tapi saya merasa ada yang aneh saat saya bangun.Badan saya terasa melayang.Ternyata saat itu hujan dan jalanan sekitar basah.Bus melaju dengan cepat tapi saya tidak peduli.Saya menikmati hal itu.Saya lalu melihat sekeliling.Semuanya lelap,tenggelam dalam mimpi masing-masing,kecuali supir dan saya.Lalu,saya menghadap ke arah jendela yang lembab dan berembun setelah diterpa hujan.Yang baru saya sadari,semuanya menjadi begitu hening,tenang.Dan tiba-tiba kini bukan badan saya yang terasa melayang,tapi juga pikiran saya.Saat itu saya ingat akan ibu saya.Ya mungkin saat itu kurang dari 3 jam lagi saya akan bertemu dengan ibu saya.Tapi,saya rindu dengannya.Ya,saya begitu rindu ibu saya.Padahal selama saya di Jogja,saya dan ibu saya tidak pernah putus komunikasi.Saya pikir saat saya sampai nanti,ibu saya akan menjemput lalu memeluk saya.Kemudian menawarkan teh manis panas seperti kalau saya sedang sakit.Lalu setelah itu,saya akan menunjukkan oleh-oleh yang saya beli dari Yogya untuk ibu saya yang walaupun begitu sedikit daripada apa yang selama ini ibu saya berikan(Yang tentunya sangat banyak),dapat mengembangkan senyumnya.Lalu,saya berpikir lagi tentang Sebelas nyamuk.Tanpa mereka,saya yakin saya tidak akan memiliki kehidupan SMP yang seperti sekarang ini.Tidak akan ada yang berkesan di masa SMP saya tanpa keberadaan sahabat-sahabat saya.Bagaimana kami dapat tertawa,bahagia juga sedih selama 3 tahun ini.Kurang dari setahun kami akan berpisah.Kami sudah kelas 9 dan kami sekarang sedang berjuang sekuat tenaga kami untuk dapat menjadi salah seorang siswa dari SMA yang kami idamkan.Walaupun itu berarti harus meninggalkan masa SMP yang indah dan harus memulai lagi di SMA.Saya berpikir nanti saat kami semua lulus dan kami masuk ke SMA yang kami idamkan (AMIN!) ,kami akan bertemu lagi di depan SMP Tarakanita 4 dan dapat tertawa menceritakan kembali masa SMP sambil bertanya,"Gimana SMA lo sekarang?".Wow.Sejujurnya,saya dan teman-teman saya sering sekali mengatakan hal itu lalu tersenyum bersama tiap kali hal itu dilontarkan oleh salah seorang dari kami.Lalu pikiran saya dari sahabat berpindah menjadi SMA.Ini adalah topik yang seharusnya merupakan topik yang paling sering dibicarakan anak kelas 9.Dan,Ya,Saya punya keinginan.Saya ingin menjadi salah seorang murid SMAN 8 Jakarta untuk melanjutkan pendidikan saya.Ya,saya begitu ingin.Saya berpikir,sanggupkah saya bisa masuk kesitu?Sanggupkah saya belajar sekeras mungkin yang saya mampu untuk masuk kesana?Saya punya target yang tinggi dan saya tidak mau main-main.Saya berpikir kalau saya bisa jadi salah seorang murid disana (Amin!) mampukah saya disana?Kuatkah saya belajar lebih keras dari yang biasa saya lakukan?Iya.Saya yakin.Saya akan mencoba sekuat yang saya bisa.Saya yakin tidak hanya belajar tapi juga teman,kebahagiaan dan pengalaman hidup yang baru yang akan saya rasakan.Tapi,lalu pikiran saya membentur ke sisi lain,Bagaimana kalau saya tidak diterima?Saya baru sampai di tahap 4 atau 5 bulan sebelum UAN dilaksanakan dan saya tidak tahu akankah saya diterima atau malah,ditolak mentah-mentah.Kalau begitu,berarti Tuhan mau menunjukkan jalan lain yang akan saya tempuh.Walaupun,saya mengamini dalam hati dan pikiran saya,Tuhan akan mendengar doa-doa anaknya.Di saat saya merenung akan hal-hal itu saya tahu,saya punya begitu banyak hal untuk saya perjuangkan dan bisa saya raih.Dan sebelum hal itu,saya harus mengambil keputusan.Begitu terus hingga akhirnya nanti Tuhan memanggil saya.Kemudian saya menengok ke sebelah kanan saya,Dhita masih tertidur pulas dan lehernya tertumpu mendekati pundak saya.Saya betulkan kepala Dhita agar ia kembali tidur dengan kepala tegak agar kepalanya tidak sakit.Setelahnya,saya kembali menatap ke arah jendela.Belum berapa detik saya menatap lekat ke arah gedung di tepi jalan Tol itu,tiba-tiba ada suara yang mengagetkan datang dari depan.Ternyata suara Pak Eli,salah satu guru yang menjaga bus saya,Bus 4,"Bangun anak-anak bangun.Sudah sampai Cikarang.Ayo,telpon orangtua masing-masing",dan saat itu juga anak-anak di bus terbangun dan bisik-bisik mulai terdengar.Lama-lama suara bisik-bisik itu mulai berubah menjadi suara yang ribut karena anak-anak mengeluh dibangunkan.Saat itu saya sadar bahwa Dunia nyata telah terbangun dan tidak lagi terlelap,kau juga.Ini waktunya untuk melakukan kegiatan nyata dan mewujudkan pikiranmu tadi.Dan saya meluruskan pandangan dan melihat ke arah jam bus seperti saat awal saya terbangun,sudah Pk.03.08.

No comments: